Ø Pada
saat interview kerja Andi diberi pertanyaan tentang berapa gaji yang ia minta
oleh manajer HRD. Karena ia sangat yakin dengan latar belakang kemampuan,
keahlian, dan pengalaman kerja yang ia miliki, ia menginginkan gaji Rp.
5.000.000. Ia sangat percaya diri dengan kemampuannya, karena latar belakang
pendidikan di ITS yang merupakan salah satu kampus teknik terbaik di Indonesia.
Selain itu ia sudah mempunyai pengalaman bekerja di bidan teknisi lapangan
selama satu tahun. Dengan kemampuan dan pengalaman yang ia punya ia percaya
diri jika mematok gaji sebesar Rp. 5.000.000. Namun manajer HRD kurang setuju
dengan usulan gaji Andi. Gaji yang diminta terlalu besar jika dilihat dari
kemampuan dan pengalaman yang dimiliki Andi. Manajer HRD menawarkan bagaimana
jika Rp 3.000.000 saja sebagai gaji awal nanti akan naik sesuai dengan kinerja
Andi selama bekerja di perusahaan ini. Kemudian Andi menyetujui gajinya.
Dalam
kasus ini Andi terlalu percaya diri dengan latar belakang yang ia punya dan membuat penawaran awal terlalu
tinggi.
Ø Saat
negosiasi kerjasama antara PT.Merak yang bergerak dibidang bisnis konveksi dan
PT.Rajawali yang bergerak dibidang bisnis toko retail. Mereka baru pertama kali
melakukan kerjasama dan PT.Merak menawarkan produk mereka berupa pakaian untuk dapat
di pasar kan di toko retail milik PT.Rajawali. Pada saat negosiasi berlangsung
PT.Rajawali seringkali menggunakan strategi distributif dan mensyaratkan banyak
hal yang harus ditaati oleh PT.Merak contohnya PT.Merak harus memberikan
insentif tambahan bagi SPG yang mempromosikan dan dapat menjualkan pakaian
milik PT.Merak,kemudian PT.Merak harus rutin melakukan pengecekan stok pakaian
mereka setiap 1 bulan sekali. Kemudian PT.Merak mensetujui syarat tersebut dan
mensepati keuntungan dan kerugian apa saja yang akan ia terima. Hasil akhir
dari negosiasi ini PT.Merak merasa puas karena mereka tidak terlalu banyak
berargumen dan mereka memperoleh tujuan mereka yaitu mendapatkan partner
pemasaran yang notabennya perusahaan yang lebih tinggi dari mereka tetapi bagi
PT.Rajawali mereka terlalu mengabaikan kognisi dari PT.Merek seperti tidak
bertanya tentang latar belakang perusahaan,target penjualan,bauran pemasaran
dan apa saja yang diinginkan dari PT.Merak sehingga PT.Rajawali merasa tidak
mendapat informasi yang lengkap dan nantinya
menimbulkan hasil yang tidak memuaskan dan maksimal pada saat kerjasama
tersebut mulai berlangsung.
Dalam kasus ini PT.Rajawali
telah mengabaikan kognisi dari pihak PT.Merak sehingga menimbulkan hasil yang
tidak memuaskan dan maksimal pada saat kerjasama tersebut berlangsung.